Perjalanan

Minggu, 28 Desember 2014

hei I am come back

SELAMAT KEMBALI DATANG KE BLOG ...

hemm berdirinya blog ini setelah saya pikir pikir menujukan sisi plin plan saya ... dulu kebelet pengen punya blog hampir setahun isi blog ini berisis tentang perjalanan travelling kehidupan sehari hari sampai kulineria...

 lalu tiba tiba berubah pikiran isinya di rombak tentang iisi karena kebetulan suka nulis dan berimajinasi... akhirnya saya nulis diary puisi pribadi dari SMP sampaiI SMA nah tiba tiba ngerasa alay banget puisinya ..... lebih sering apa yang saya tulis beberapa bulan bakal saya hapus... karena mengganggap dirisaya alay sok sedih banget nulis puisi atau ngerasa orang paling sakit bahkan saling bahagia di dunia.... nulis lagi ngeblog lagi hapus lagi.... akkkkk

setelah intropeksi diri mungkin pertama gak pede dengan apa yang saya tulis kedua belum punya konsep yang jelas yang tiga sampai detik ini binngung mau nulis apa kaaalau seya sering ngoming dari dulu suka nulis... nah aneh kan? saya juga binngung kudu piye cobaaaaa


ya ALLAH beeri hamba hidayah dalam nulis



Rabu, 23 April 2014

kelak

usai senja berpulang ... aku masih saja terduduk memandanginya...nyiur melampai dari nyanyian pohon kelapa dipantai menusuk dinginnya palung hatiku
rantingnya berjatuhan merona diwajah gelap sang malam...

aku berjalan pulang... suara adzan dari bilik surauu kecil menenangkan

melupakan segala kerinduan yang ditinggalkan lingkungan jingga sisa warna senja

aku melihat segalanya berpulang usai senja terbenam
kupu kupu, belalang, anak ayam ....kembali tidur ke pelukan penebus kerinduan

akupun ingin pulang memandang wajahmu cinta... menemukanmuu

kelak sampai tiba saat itu... kita  akan menghabiskan usia memandang senja itu
bergandengan tangan
manis....

Minggu, 20 April 2014

kenangan petang selamat ulang tahun

selamat petang kenangan
mungkin rinduku tak pernah sampai atau engkau yabg lupa bagaimana merindukan ku
aku nyaris saja membencimu yang bisu dan membiarkan aku menangis sekali lagi

aku masih saja mengenang mu dan berkali kali menatap kedua bola mata mu ... kita saling berhadapan seperti biasa lewat selembar foto mu yang aku simpan selama 3 tahun

kamu masih membisu cinta .... dan aku masih mengenangmu
lagi lagi kita memang berbeda
cinta saja tak cukup ... bukan kah begitu ?

aku terbiasa menyanyikan beberapa bait lagu perih dimalam rentang didengar sang kunang ... jam jam kerinduan tajam mencekik dan hanya mampu mengenang mu

sebentar lagi engkau bulan mei ulang tahun ...
harus aku sampaikan melalui apa hingga sampai kepada mu
selembar surat kepada kkantor pos yang tidak aku tujukan alamat mu atau kertas yang aku taruh didalam botol lalu aku buang kelaut?

selamat ulang tahun engkau nantidibulan mei mungkin aku sudah tak sanggup menuliskan kalimat ini atau ketika kamu membuka tulisanku ... kamu sudah melupakan ku ... 

Sabtu, 19 April 2014

embun telah pergi


dipagi ini aku kembali mengenangmu
aku sedang menyimak embun yang melarikan diri dari kegelapan kepada cahaya
dahulu biasa kita menyaksikan embun ini bersama ditempat yang berbeda
kini pun tetap sama
hanya saja mungkin kamu mulai enggan mengingat ku

aku sedang melihat perihnya tiap tetesan embun berpisah dengan daun yang ranum
aku menyimaknya dengan lebih perih

aku mengerti kenapa embun sangat tabah jatuh ke bumi
karena esok ia akan bertemu dengan daun kembali

meski kini takada ucapan syahdu selamat pagi dari mu

aku belajar lebih tabah dari setetes embun

engkau pergi tanpa pamit kak .... 

kepergianmu

kekasih
dari mataku yang basah telah menganak sungaikan nyeri tentangmu

kekasih makaa setelah kepergianmu semua puisiku terkubur dalam kematian mu

kenapa engkau memandang ku pilu

kekasih
maafkan aku yang tak beranjak mengenang kepergian mu

aku masih berdiri dijam yang sama untuk menanti hujan meski tanpa kamu
aku ingin meneguk beberapa air hujan dan basah olehnya lalu memandang bola matamu

sampai aku mengerti arti perpisahan

kelak diwaktu yang sama hujan turun aku akan merelakan mu mungkin....

ibu

luka yangsering aku jatuhkan dimatamu ibu
oleh sebab memikirkan putrimu yang berpetualang
maafkan...baktiku tak semestinya membuatmu perih

wahai Tuhan ku
hangatkan kedua kelopak matanya saat ia menganaksungaikan dimalam yang dingin

Tuhan ku
aku ingin pulang memeluknya
memberikan sesendok gula tanpa pamrih dan mengadukan teh manis dipagi haruuu

jika ia sangat merindukan ku
akupun ia