Perjalanan

Rabu, 31 Oktober 2012

my story yang gak jelas

ini adalah sepenggal cerita ku di blog yang gak jelas ini....

Nanti saat ku kembli di sisi kalian, 
ku brjanji tidak akan menyiram mu dengan air karena tidak mau mandi
tidak akan mengganti avatar meski episodenya di ulang lagi sampai bosan,
saya akan percya tadi kamu tidak main ps seharian.
tidak akan meminta mu cuci piring karena saya harus blajar.
tidak akan marah kalau kau menginginkan baju yang sama, ,
tidak akan lapor ke mama karena kamu tadi mengamuk dan bermain serta tidak pulang seharian,
trmakasi menemani saya 6 bulan wkktu saya d hukum d rumah itu. . .
it bnar-benar menyakitkan. . .

my brother n my sister...

jangan sedih karena uang saku kita berbeda
itu karena usia kita berbeda
bersabarlah setiap mimpi yang ingin kalian raih

saya merindukan kalian setiap hari di sini
berharap kita cepat kembali bersama-sama

ibu dan kita

Cinta itu luar biasa, 
diantara kau dan aku. .

seperti saat saat belajar mencuci piring hanya ada kau dan aku. .

lalu tersenyum dengan perindahmu. .

"hati hati nak"ucap mu lirih

terimakasih mama untuk wujud cinta luar biasa mu sampai saat ini,dahulu dan seterusnya.

(


Sabtu, 27 Oktober 2012

sandaran pembunuh benak

berjalan tersesat meski bintang berpijar
bersinar dengan angan dan menyelesaikan sandaran pembunuh benak

benar saja aku merasa gugup
merasa bintang yang malang yang menyedihkan
atau rumput liar yang tetap tumbuh meski teracuni

sengaja aku biarkan hatiku tetap gugup
labuhkan kesenyapan dalm langkah hati

merasakan kekacauan detak-detak yang tak kumengerti
mengapung alirkan rindu
umpama aku dengan beberapa jam telah mati



(bersambung)

tentang gerimis

bagaimana tentang badai yang tak menginginkan laut
atau hujan yang takberharap danau

bagaimana tentang hujan yang tak merindukan sungai
hanya membuat camar termanggu
tak mampu mengakhirinya

berapa kali harus ku ceritakan

ini tentang gerimis

gerimis menghempas
ia acuhkan dunia yang mengeluh
wajahnya bungkam dan biru
mungkinkah ia menyimapan sakit?

hai gerimis
jelaskan padaku,,,derita gerangan yang kau simpan

gerimis menebas..
menyohor dibait waktu
puaskan rasa yang tak terhenti
hapuskan bait munafik

gerimis,,,jelaskan dimana duri itu melukai mu

berikan massa padaku yang menghujam mu
meski aku harus basah..dan terluka___


(buat orang-orang yang slalu mendukung saya, terimakasih)

my dream

padang sunyi dipelepah dasar hati yang risau mengadu
tanyakan kesepian jiwa yang berlarut
semak sesak tak pernah mengerti,

mengapa mimpiku kacau ?

semak sesak takpernah mengerti,
mengapa belum menggapai

mengikat malam, pekatkan dawai dingin
sebab merasa lelah, binatang mengajaknya bersuka
rayuan bisik angin tak mampu lagi

pekat massa mengikisku dengan perbedaan

berlari dari keterpurukan , berdiri dan bangkit

aku dan yogyakarta

aku dan malioboro

diantara keramaian dan orang-orang yang berlari
tiba-tiba sunyi dan membisu
beberapa kamus kata telah mati oleh sorot yang tajam

aku dan yogyakarta

huru kota masih tak terdengar keramaiannya
atau hanya aku yang tak berharap mendengar


aku dan stasiun

berdiri tegap mendengar suara kereta yang datang


aku dan



mati bukan hal terakhir

melihat kutipan yang hilang
melihat nyawa yang jelata, buta, tuli dan bisu
melihat langit yang jatuh dibahu ku

merasa hasrat menyerah dan bercaci maki
merasa alasan tak terjadi dengan atau tanpa pertanyaan mengapa

melupakan bagian--bagian yang hilang dan sulit
melupakan api yang berkobar dan berusaha membeku

jika masih tak dapat berdiri tegap,
sebab terabaikan , mati bukan hal terakhir

(*meskipun kehidupan sulit, faighting)

raut-raut laut

aku sudah terbiasa memiliki
akupun terbiasa mendengar suara
dan aku tetap terbiasa menyentuh pelangi

dan sesaat saja aku mulai terbiasa gelisah
memandang laut sendiri
berdansa bersama deburan ombak
memancing dikedalaman palung 
kemudian titik-titik air menyentuh ku

memaksa alasan yang sempurna
memaksa gelap dan terang yang merapuh
agar waktu yang panjang binasa

dan saja raut-raut laut memanjakan dipeluk palung
serta aku hanya dapat menghitung titik yang jatuh


tentu, aku tak baik-baik saja